Pengajian Bulanan

Kata Mutiara Sumaryono Yunus

Maestro Motivator

Maestro Motivator

Jumat, 22 Januari 2016

SEBAB BAYI LAHIR MENANGIS



SEBAB BAYI LAHIR MENANGIS.
Anda semua tahu kalau setiap bayi yang baru lahir tentu menangis. Apakah anda tahu sebab apa bayi menangis ketika dilahirkan. Inilah alasannya :

Ada sebuah hadits, dari Abu Hurairah ra yang meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : ”Tidak ada seorang bayi pun dari anak Adam yang terlahir kecuali ia pasti mendapat tusukan dari setan sehingga bayi itu menangis dan menjerit karenanya, kecuali Maryam dan putranya (Nabi Isa as).”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda : ”Jeritan bayi ketika lahir adalah karena mendapat tusukan setan.” 
(HR. Muslim).
Dari hadits di atas dijelaskan bahwa semua manusia, entah itu orang tuanya muslim atau tidak, ketika bayi lahir maka akan didatangi setan dan diganggu pada saat dilahirkan. Datangnya setan pada saat itu adalah untuk menancapkan tusukan ujung jarinya pada kedua mata anak Adam.

Setan Mencari Pengikut
Tujuan setan menusukkan jarinya tersebut adalah setan berharap kelak di kemudian hari, anak Adam tersebut menjadi pengikut setianya. Matanya tidak bisa “MELIHAT” dengan benar antara yang baik dan yang jahat.

Kebaikan akan tampak menjadi bayang-bayang yang samar sehingga ia akan enggan menuju ke arah kebaikan tersebut. Kejahatan akan tampak seperti kilauan cahaya yang snagat meggiurkan sehingga ia akan berlari untuk menyongsongnya.

Oleh karena itu, Rasululah SAW memberi tuntunan kepada umatnya agar terhindar dari gangguan setan pada saat bayi dilahirkan yaitu :
* Dengan diazankan pada telinga kanannya dan diiqamatkan pada telinga kirinya.
Ibnu Abbas ra menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Ajarkanlah kalimat ‘Laa ilaaha Illallahu’ kepada anak-anakmu sebagai kalimat pertama yang mereka dengar.” 

(HR. Al-hakim).

Rasulullah SAW juga bersabda : “Barang siapa yang mendapati seorang bayi yang dilahirkan, kemudian diazankan di telinga kanannya dan diiqamatkan di telinga kirinya, maka ia tidak akan diganggu oleh Ummu Shibyan (setan yang selalu mengganggu anak kecil).” (HR. Ibn Sunny dari Hasan ibn Aki ra).

Menurut Rasululah SAW, setan akan ketakutan dan berlari sejauh-jauhnya apabila mendengar suara azan.
*Hal kedua yang bisa dilakukan pada bayi yang baru lahir adalah dengan dibacakan surat Al Ikhlas pada kedua telinganya.

Imam Muhyiddin ABi Zakaria Yahya dalam kitabnya Al Adzkar Al Nawawiyyah menjelaskan bahwa Rasullah SAW membacakan surat Al khlas pada telinga anak yang baru dilahirkan.

*Dengan mendoakan bayi yang baru dilahirkan.
Untuk meghindari bisikan setan pada bayi adalah dengan membacakan Surat Ali Imran ayat 36 dengan maksud untuk memohonkan perlindungan Allah SWT untuk anak yang baru dilahirkan agar terhindar dari godaan setan yang terkutuk.

فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَى وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالأنْثَى وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Artinya : Maka tatkala isteri ‘Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: “Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai Dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk.”
Doa keselamatan dan perlindungan untuk anak.
“Ya Allah, kumohon perlindungan kepada-Mu untuk anak ini dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan dan kesusahan, dan dari pandangan mata yang menyakitkan.” (HR. Bukhari).


Semoga tulisan ini bermanfaat untuk akhi dan ukhti semuanya.


LAFADZ ADZAN


Allahu Akbar Allahu Akbar. (2X)

Asyhadu alla illahaillallah. (2X)

Asyhadu anna Muhammadar rasulullah. (2X)

Haiyaalas solah (2X)

Haiyaalal falah. (2X)

Allahu Akbar Allahu Akbar.

La ilahaillallah.

Artinya :

Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.

Aku menyaksikan bahawa Tiada Tuhan melainkan Allah.

Aku menyaksikan bahawa Muhammad itu pesuruh Allah.

Marilah Sembahyang.

Marilah kepada kejayaan.

Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.

Tiada Tuhan melainkan Allah.



LAFADZ IQAMAH :



Allahu Akbar Allahu Akbar. Asyhadu alla illahaillallah. Asyhadu anna Muhammadar rasulullah. Haiyaalas solah Haiyaalal falah. Qadqamatis solah Qadqamatis solah. Allahu Akbar Allahu Akbar. La ilahaillallah.



artinya:



Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.

Aku menyaksikan bahawa Tiada Tuhan melainkan Allah.

Aku menyaksikan bahawa Muhammad itu pesuruh Allah.

Marilah Sembahyang.

Marilah kepada kejayaan.

Sesungguhnya sudah hampir mengerjakan sembahyang.

Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.

Tiada Tuhan melainkan Allah.



DO’A SELEPAS AZAN DAN IQAMAH.

Allahumma rabba hazihid da’ watittamah. Wassolatil qaimah. Ati saiyidana Muham- madanil wasilata wal fadhilah. Wassyarafa waddarajatal ‘aliatar rafi’ah. Wab’athhul maqamal mahmudal lazi wa’adtah. Innaka laatukhliful mi’ad. Rabbighfirli waliwalidaiya (3X). Warhamhuma kama rabbayani saghira. Wasollallahu ‘ala saiyidini Muhammadiw wa’alihi wasahbihi wassallam.

Artinya:

Ya Allah, Wahai Tuhan yang telah mensyariatkan seruan adzan dan sembahyang yang akan didirikan. Kurniakanlah kedudukan yang tinggi dan terpuji yang engkau telah janjikan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kehormatan, sesungguhnya Engkau tidak memungkiri janji. Ya Allah ampunilah aku serta ibubapaku dan kurniakanlah rahmat kepada keduanya sebagaimana kedua mereka memelirara akan daku. Dan selamat sejahtera atas junjungan kami Muhammad dan keluarganya dan sahabat-sahabat baginda.



Musuh Besar Manusia

Ada empat musuh besar manusia dalam kehidupan ini. Keempatnya harus terindetifikasi dan diwaspa-dai, agar manusia selamat dunia akhirat. Apa saja?

Yahya bin Mu’adz al-Razi berujar, musuh manusia ada tiga, yaitu; setan,hawa nafsu dan dunia.

Pertama, musuh manusia adalah setan. Allah mengingatkan manusia agar waspada terhadap siasat setan. Makhluk terkutuk ini mengajukan penangguhan mati kepada Allah sampai kiamat, dengan tujuan culas, yaitu untuk menyesatkan seluruh manusia, kecuali orang-orang mukhlis (QS. Shad: 78-83). Oleh karena itu, Allah melarang manusia berteman dengan setan. Sebaliknya, setan harus dijadikan musuh, karena sebenarnya ia menggoda manusia hanya untuk mencari teman sebanyak-banyaknya di neraka (QS. Al-Baqarah: 168, 268, Yasin: 60 dan Fathir: 6).
SETAN
Sedangkan Syaitan itu menurut Al-Quran Al-Kariem adalah makhluq yang kerjanya mengajak kepada perbuatan jahat dan keji serta berbohong.
1. Mengajak Kepada Perbuatan Keji
Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.(QS. Al-Baqarah : 169 )
2. Syetan Adalah Musuh Manusia
Dan Allah SWT telah menegaskan bahwa syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS.Al-Baqarah : 208 )
3. Memberi Janji Dan Angan-angan Kosong
Syaitan itu kerjanya memberi janji dan angan-angan kosong kepada manusia
Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. (QS.An-Nisa : 120 )

Di antara sifat setan adalah kemampuannya untuk mengalir dalam darah manusia, tidak tidur, tidak mati, tak patah arang dalam menggoda manusia. Berbagai riwayat menjelaskan, setan duduk di tengkuk manusia ketika tidur, membuat ragu, ikut makan dan minum dengan manusia, serta ikut ‘nimbrung’ saat manusia melakukan jima’ atau hubungan badan. Oleh karena itu, kita diperintahkan berdoa sebelum melakukan aktifitas-aktifitas tersebut.

Kedua, hawa nafsu. Allah melarang manusia mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan seseorang dari jalan Allah (QS. Shad: 26). Ibnul Jauzi dalam Dzam al-Hawa mengutip ucapan Abu Ali ar-Raudzabari, “Hawa nafsu selalu mengajak pada perilaku buruk, sedang manusia diperintahkan untuk berlaku baik. Hawa nafsu secara tabiat berjalan di wilayah penyimpangan, sedang seorang hamba berusaha keras menolaknya. Maka bila seseorang menuruti nafsunya, ia adalah sekutu nafsu dalam kerusakannya.”
Kerjaan nafsu yang mengajak orang pada kejelekan ini sama dengan misi setan. Keduanya seakan bekerjasama agar manusia memandang indah perbuatan-perbuatan buruknya 
(lihat Al-An’am: 43, an-Naml: 24, dan al-‘Ankabut: 38). 
Setan dan hawa nafsu membuat urusan ibadah seakan-akan berat dan tak enak dilakukan, sedang urusan maksiat seakan-akan mudah dan nyaman dikerjakan. Qiyamul lail jam 23.00 seakan berat dilaksanakan, namun tidak demikian rasanya bila menonton sepak bola di waktu yang sama. Mengikuti pengajian satu jam terasa lama dan membosankan, namun untuk melihat sinetron terasa singkat dan mengasyikkan. Uang bernominal 50 ribu terasa sedikit saat dibawa ke pusat perbelanjaan, namun terasa amat besar untuk dimasukkan ke kotak amal. Bila seseorang merasa nyaman saat menggunjing, dan merasa tak minat untuk berdzikir, nau’udzu billah, itu artinya ia telah dikalahkan oleh setan dan hawa nafsunya.
Hal ini kebalikan dari standar orang beriman, seperti dijelaskan Rasul dalam riwayat Abu Umamah, “Jika kebaikanmu membuat kamu senang, dan kejelekanmu membuat kamu sedih, maka kamu adalah orang beriman.” 
(al-Mustadrak, no. 2217)
Dalam Islam, nafsu tidak dikebiri, namun untuk dikendalikan. Nafsu makan tidak untuk dimatikan, namun dikendalikan, dengan cara berpuasa dan tidak makan berlebih-lebihan (israf). Nafsu syahwat tidak untuk dikebiri, namun dikendalikan, dengan cara menikah. Oleh karena itu, dalam riwayat Anas bin Malik dikisahkan, Nabi Muhammad tak merasa salut pada tiga orang yang berjanji untuk shalat malam selamanya, berpuasa tiap hari sepanjang tahun, dan tidak akan menikahi wanita. Kepada ketiganya, Rasul bersabda, “Kalian yang mengatakan demikian-demikian? Demi Allah, aku adalah orang yang paling takut dan bertakwa dari kalian, namun aku berpuasa dan kadang tidak, aku shalat dan tidur, dan aku juga menikahi wanita. Barangsiapa membenci sunnahku, maka dia bukan termasuk golonganku.” 
(HR. Bukhari)
Intinya, orang harus mengikuti aturan Allah dan Rasul-Nya, bukan menuruti hawa nafsunya, meski kelihatannya berbentuk ibadah. “Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai hawa nafsunya mengikuti ajaran yang aku bawa,” sabda Nabi dalam hadits shahih riwayat Amr bin Ash.

Musuh manusia yang ketiga adalah dunia. Allah SWT menyifati seluruh dunia sebagai kesenangan sesaat 
(QS An-Nisa:77). 
Sesuatu yang sebentar, jika dinikmati adalah permainan dan sesuatu yang melalaikan 
(QS Al-Hadid: 20).
Ibnu Iyad berujar, “Seandainya dunia adalah emas yang akan sirna, dan akhirat hanyalah tembikar, tetapi akan kekal, maka kita wajib memilih yang kekal daripada yang fana.” Selanjutnya dia berujar, “Semua kebajikan disimpan dalam sebuah rumah dan kuncinya adalah zuhud di dunia, sedangkan seluruh kejelekan diletakkan di rumah lain dan kuncinya adalah cinta dunia.”
Rata-rata kejahatan yang dilakukan orang, bila ditelisik, muaranya adalah karena cinta pada dunia. Seorang pedagang yang menipu, curang dalam timbangan, penyebabnya karena ia ingin mendapat keuntungan duniawi bertumpuk. Seorang pejabat melakukan korupsi, bila dicari penyebabnya, pasti karena ia rakus untuk memburu harta dunia. Begitu pula antar saudara yang memperebutkan harta peninggalan orang tua, sampai tidak saling menyapa, tak mau mengindahkan hukum waris, bila dicari penyebabnya, pasti karena cinta pada dunia.
Lalu, bagaimana menyikapi dunia? Allah memerintahkan dunia untuk menjadi pembantu bagi orang yang berorientasi kepada Allah semata. Sebaliknya, dunia adalah tuan bagi orang yang hanya berorientasi dunia. Dalam hadits qudsi, Allah berfirman, “Wahai dunia, siapa saja yang menolong-Ku bantulah dia, dan siapa yang melayanimu, jadikanlah dia sebagai pembantumu!”
Dunia tak diciptakan sebagai tujuan, tapi sebagai perantara untuk sampai pada ridha Allah. Maka dia ibarat pelayan, dan pelayan akan bersifat rendah, tak mungkin dinilai secara agung dan mulia.

Keempat, sebagian manusia dapat menjadi musuh bagi yang lain. Dalam Alqur’an dijelaskan, “Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Alquran ketika Alquran itu telah datang kepadaku.” (TQS. Al-Furqon: 28-29)
Dalam tafsir dijelaskan, yang dimaksud dengan si Fulan dalam ayat tersebut adalah setan atau manusia yang telah menyesatkan manusia lainnya di dunia. Dalam ayat lain, Allah menitahkan agar manusia tolong-menolong dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan sampai saling tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran 
(QS. Al-Maidah: 2).
Maka seseorang yang membantu orang lain dalam berbuat dosa, sejatinya adalah musuh bagi orang lain itu.
Orang yang dalam berhubungan, atau berteman dengan yang lain diisi dengan perbuatan dosa, maka di akhirat, pertemanan itu akan berubah menjadi permusuhan. Satu dengan yang lainnya akan saling menyalahkan dan berbantah-bantahan di hadapan Allah 
(lihat Ash-Shaffat: 24-33).
Sedang hampir tiap bulan, kita mendengar minimal satu berita orang-orang yang meninggal dunia dalam keadaan pesta minuman keras. Tidak hanya satu orang, namun dua, tiga, empat, atau lebih. Di dunia mereka dapat dikatakan berkawan, nongkrong bersama, ke sana kemari, bahkan meninggal dunia bersama. Namun pertemanan yang diisi dengan kemaksiatan seperti ini hanya berlaku di dunia, sedang di akhirat, akan berubah menjadi permusuhan di hadapan Allah.
Jika Allah menjadikan beberapa hal sebagai musuh manusia, maka tentu Allah menyediakan senjata bagi hamba-Nya untuk menumpas musuh-musuh itu. Dalil agama banyak menjelaskan tentang senjata ini. Ada yang berupa bacaan, amaliah, dan ibadah secara umum. Dalam bentuk bacaan misalnya ta’awwudz, basmalah terutama saat mau makan, la ilaha illallah, doa akan berhubungan suami istri, ayat-ayat Alqur’an, khususnya al-mu’awwidzatain 
(al-Falaq dan an-Nas), ayat kursi, Yasin, al-Baqarah, dan al-Shaffat.
Sedang yang berbentuk perbuatan antara lain adzan, wudhu, sujud (terutama sujud tilawah), serta menjauhi tempat-tempat jelek/maksiat, dan sebaliknya, gemar mendatangi majelis-majelis kebaikan, mengaji, berzikir, mencari ilmu yang bermanfaat. Selain itu, ibadah secara umum seperti shalat dan puasa juga menjadi senjata ampuh manusia untuk menumbangkan musuh-musuh utamanya itu.





Sifat Yang Menjadi Sarangnya Setan dan Iblis


Tempat Setan dan Iblis – Syetan masuk ke dalam diri seseorang untuk merusak dan menyesatkan itu melalui beberapa hal  yaitu


1. Kebodohan karena malas belajar,

Kebodohan itu mematikan hati dan membutakan penglihatan sehingga orang bodoh itu tidak mengerti mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang halal dan mana yang harom, mana yang hak mana yang batal, begitu seterusnya.

Karena keadaan yang demikian maka syetan memanfaatkan kebodohan ini untuk merusak dan menyesatkan manusia. Untuk itu Allah melarang menjadi orang yang bodoh. Allah berfirman didalam surat Al An’am ayat 35 Yang Artinya : ” Dan jika Allah menghendaki, niscaya Allah mengumpulkan mereka di atas petunjukNya, maka jangan sekali-kali kamu menjadi orang yang bodoh.

Nabi Musa AS. Perna berdo’a

Yang artinya : ” Berkata Musa : aku berlindung kepada Allah bahwa aku termasuk orang yang bodoh “


2. Marah.
Marah itu termasuk tempat masuknya syetan yang besar dan perangkapnya. 
Syetan mempermainkan kemarahan seseorang dalam rangka menyesatkan pelakunya itu seperti anak kecil mempermainkan bola seenaknya, begitu mudahnya orang yang marah itu dipalingkan dari kebenaran sehingga mulut yang biasa sopan bisa mengeluarkan kata-kata yang jorok, kasar, bisa mencacimaki, mengumpat, mencela, mencemoh, dll. Anggota badannya bisa tak terkendali, sehingga memukul, menyerang, merobek-robek, melukai, membunuh dll yang jelek. Hati orang yang marah dipenuhi rasa dengki, iri hati, menyimpan dendam terhadap orang yang dimarahi.
” Bersabda Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam : sesungguhnya aku mengerti satu kalimat yang kalu dia mengucapkannya niscaya hilang marah yang ia temui, yaitu : AUDZU BILLAAHI MINNAS SYAITOONIRROJIIM.  

3. Cinta dunia
Sesungguhnya syetan telah mengiasi dunia dengan gebyarnya dalam hati kebanyakan manusia sehingga mereka condong pada dunia dan merasa senang dengan dunia, mereka berlomba-lomba mencari dunia dengan sungguh-sungguh, dunia dujadikan tujuannya, mereka saling membenci dan saling dengki karena dunia. Maka iblispun memanfaatkan sedemikian rupa sehingga manusia menjadi sesat.
Bersabda Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam
Yang artinya : ” Sesungguhnya Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam Bersabda : demi Allah bukan fakir yang aku kuatirkan, tetapi aku kuatir terhadap dunia yang dibentangkan kepada kalian seperti telah dibentangkan kepada manusia sebelum kalian, maka kalian berlomba mendapatkannya seperti mereka berlomba-lomba untuk mendapatkannya, lantas dunia merusak kalian seperti halnya telah merusak mereka “
 
4. Panjang angan-angan
Seorang hamba jika panjang angan-angannya, dia akan melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh dan cenderung tidak pemperdulikan waktu, dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai apa yang dia angan-angan oleh hatinya, meramalkan dunia dengan berbagai macam  usaha dan akan merobohkannya sendi-sendi kepentingan akhiratnya.
Bersabda Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam
Yang artinya : ” Dari Abi Huroirah berkata : aku mendengar Rosulullah bersabda : tidak henti-hentinya hati orang tua itu tetap muda dalam dua hal yaitu dalam cinta terhadap dunia dan panjang angan-angan”
Jika kita mengerti tinggal berapa sisa umur kita dan sudah berapa umur yang kita lewati nicaya kita akan hidup lebih berhati-hati dalam menggapai apa yang kita angan-angan-kan, dan niscaya kita lebih senang untuk menanam amal kita dan lebih senang memperpendek apa yang diingikannya.
Kita akan merasa keberadaan kita di dunia seperti orang asing atau seperti orang yang sedang menyeberang jalan. Bersabda Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam :
Yang artinya : ” jadilah kamu di dunia seolah-olah kamu itu orang asing atau yang menyebe-rang jalan.”

Untuk itu Ibnu Umar berkata :
Yang artinya : ” jika engkau ada pada sore hari jangan kamu menuggu datangnya waktu pagi, atau jika engkau ada pada pagi hari, jangan kamu menunggu datangnya sore hari, ambillah sehatmu untuk sakitmu dan hidupmu untuk matimu.”
Bersabda Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam :
Yang artinya : ” gunakan lima sebelum lima : gunakan masa mudamu sebelum datang masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum fakirmu, longgarmu sebelum sibukmu dan hi-dupmu sebelum matimu.”

Ingat janganlah angan-anganmu sebagai tempat masuknya syetan untuk mempermain-kanmu dengan adanya angan-angan yang muluk-muluk padahal kosong belaka, sehingga waktumu hanya habis kesibukan-kesibukan-kesibukan duniamu saja dan mengorbankan akhiratmu. 




“Mereka hanya mengetahui yang lahir/material (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.”  
(QS Ar-Ruum ayat 7).



Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi.” (QS Al-Qashshash 77)
Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" 
(Surah Al-An'Am ayat 32).
Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." (Surah Al-Ankabut ayat 64)
Dan jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu." (Surah Muhammad ayat 36).
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,” (QS Ali Imran 133).
“Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya), laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. Dan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim, (yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah.” 
(QS Al-Muthaffifiin 24-28)

“Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan hanya menginginkan kehidupan duniawi. Itulah batas pengetahuan mereka.” (QS An-Najm ayat 29-30)
Pantaslah bilamana Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم mengajarkan kita doa agar dunia tidak menjadi batas pengetahuan seorang mukmin dan muttaqin.
اللهملَا تَجْعَلْ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا
“Ya Allah, janganlah Engkau jadikan dunia menjadi perhatian utama kami serta batas pengetahuan kami.” (HR Tirmizi – Hasan).

Di antara do’a ringkas, namun penuh makna adalah do’a sapu jagad:

اللَّهُمَّ آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً ، وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Allahumma (Robbana) aatina fid dunyaa hasanah, wa fil akhiroti hasanah, wa qinaa ‘adzaban naar.”
Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan,

كَانَ أكثرُ دعاءِ النبيّ – صلى الله عليه وسلم – : (( اللَّهُمَّ آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً ، وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ )) متفقٌ عَلَيْهِ .
“Doa yang lebih sering diucapkan Rasulullah shallAllahu wa’alaihi wa sallam adalah Allahumma aatina fid dunyaa hasanah, wa fil akhiroti hasanah, wa qinaa ‘adzaban naar (Ya Allah, berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari adzab Neraka).” (HR. Bukhari no. 4522 dan Muslim no. 2690)








Tidak ada komentar:

Posting Komentar